Beberapa ahli bahasa seringkali menggunakan istilah wacana dan teks secara bersamaan. Ada juga yang beranggapan bahwa kata wacana dan teks merupakan istilah yang berbeda. Menurut Stubbs (1983: 9) mengakatan bahwa teks dan wacana merupakan tuturan dua hal yang berbeda. Teks merupakan suatu tuturan yang monolog non-interaktif, sedangkan wacana merupakan tuturan yang bersifat interaktif. Dengan demikian, perbedaan antara teks dan wacana terletak pada segi pemakaiannya saja.
Teks didefinisikan sebagai ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis dan pragmatik merupakan suatu kesatuan (Luxemburg, et al., 1992: 86). Menurut definisi di atas, setidaknya terdapat tiga hal yang harus ada dalam sebuah teks. Tiga hal itu adalah isi, sintaksis, dan pragmatik. Isi dalam suatu teks sangatlah berkaitan dengan konten dari suatu teks tersebut. Isi dalam suatu teks berkaitan dengan semantik.
Pendapat lain dari Bell (1991: 163), istilah teks merupakan suatu hasil rangkaian ekspresi linguistik terstruktur yang membentuk kesatuan utuh dan suatu produk formal pilihan dari sistem tema tata bahasa yang membawa arti semantik dari preposisi melalui kalimat yang dihubungkan dengan cara kohesi. Definisi lain yang diterima secara luas dari teks adalah suatu kejadian komunikatif yang memenuhi tujuh standar tekstualitas. Jika salah satu dari standar ini dianggap belum dipenuhi, teks tidak dapat dikatakan komunikatif. Karenanya, teks non-komunikatif diperlakukan sebagai non-teks (Bell, 1991: 164). Pendapat tersebut hampir sama seperti yang dikemukakan oleh Brown and Yule (dalam Mona Baker, 1992: 111) dan Beaugrande and Dressler (1981: 63) teks didefinisikan sebagai catatan verbal dan terjadi secara alami dari suatu peristiwa komunikatif, peristiwa tersebut merupakan sebuah contoh bahasa yang digunakan daripada bahasa sebagai sistem abstrak makna dan relasi.